Monday, April 24, 2017

KEPEMIMPINAN PERUSAHAAN


KEPEMIMPINAN PERUSAHAAN



 Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan tampaknya lebih merupakan konsep yang berdasarkan pengalaman. Arti kata-kata ketua atau raja yang dapat ditemukan dalam beberapa bahasa hanyalah untuk menunjukan adanya pembedaan anatara pemerintah dari anggota masyarakat lainnya. Banyaknya konsep defiisi kepemimpinan yang berbeda hampir sebanyak jumlah orang yang telah berusaha untuk mendefinisikannya. Untuk lebih mempermudah pemahaman kita, maka akan diacuh satu definisi yang kiranya mampu menjadi landasan untuk membahas konsep kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya (Joseph C. Rost.,1993). Unsur kunci dari definisi ini dirangkum pada gambar dibawah ini.


Kepemimpinan melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam, yang terjadi di antara orang-orang yang menginginkan perubahan signifikan dan perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh pemimpin dan pengikutnya (bawahan). Pengaruh (influence) dalam hal ini berarti hubungan di antara pemimpin dan pengikut sehingga bukan sesuatu yang pasif, tetapi merupakan suatu hubungan timbal balik dan tanpa paksaan. Dengan demikian kepemimpinan itu sendiri merupakan proses yang saling mempengaruhi.


Pemimpin mempengaruhi bawahannya, demikian sebaliknya. Orang-orang yang terlibat dalam hubungan tersebut menginginkan sebuah perubhan sehingga pemimpin diharapkan mampun menciptakan perubahan yang signifikan dalam organisasi dan bukan mempertahankan status quo. Selanjutnya, perubahan tersebut bukan merupakan sesuatu yang diinginkan pemimpin, tetapi lebih pada tujuan (purposes) yang diinginkan dan dimiliki bersama. Tujuan tersebut merupakan sesuatu yang diinginkan, yang diharapkan, yang harus dicapai dimasa depan sehingga tujuan ini menjadi motivasi utama visi dan misi organisasi. Pemimpin mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai perubahan berupa hasil yang diinginkan bersama.


Kepemimpinan merupakan aktivitas orang-orang, yang terjadi di antara orang-orang, dan bukan sesuatu yang dilakukan untuk orang-orang sehingga kepemimpinan melibatkan pengikut (followers). Proses kepemimpinan juga melibatkan keinginan dan niat, keterlibatan yang aktif antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Dengan demikian, baik pemimpin atau pun pengikut mengambil tanggung jawab pribadi (personal responsibility) untuk mencapai tujuan bersama tersebut.




KEPENTINGAN KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI


Sejak bertahun-tahun lalu pakar psikologi dan sosiologi telah menjalankan kajian tentang proses kepemimpinan. Malah banyak juga buku tulisan dalam buku-buku popular yang menulis tentang kepemimpinan. Salah seorang penulis popular, Maccoby (1976) telah menggunakan istilah menarik untuk menggambarkan beberapa jenis pemimpin yang memimpin organisasi mereka. Istilah popular yang telah digunakan ialah:


1. Ahli kraf (craftsman) - Jenis pemimpin yang terkenal kerana orientasinya kepada tugas atau pengeluaran, menitikberatkan mutu, dan gemar membina rekod yang baik.
2. Pejuang di hutan (jungle fighter) - Jenis individu yang gemar mencari dan mendapat kuasa kerana hidup dan kerja ditanggap sebagai suatu belantara. Rekan sekerja dianggap sebagai musuh. Dua jenis pejuang di hutan ialah singa yang suka menawan dan membina, manakala serigala yang memajukan diri melalui politik
3. Orang organisasi (the company man) - Individu yang minatnya kepada kerjasama, dedikasi, komitment, kestabilan, dan kesejahteraan.
4. Pemburu (gamesman) - Inilah istilah Maccoby kepada jenis pemimpin yang baru, yaitu seorang yang mencari kekuasaan melalui cabaran, kegiatan bersaing serta kaedah dan penemuan baru. Matlamatnya ialah mencari kemenangan dan menjadi juara serta berminat memajukan taktik dan strategi yang diperlukan untuk menjadi juara.


Menurut Nik Rashid (1993), walaupun sudah banyak buku seperti Gamesman menjadi popular, ia tidak menolong kita secara sebenarnya memahami apa kepemimpinan yang berkesan dalam organisasi. Buku-buku ini dapat menarik perhatian kita kerana imiginasinya. Peristiwa yang dijadikan contoh ialah hasil daripada pengalaman, tetapi tidak berunsur saintifik, tidak memberi penerangan yang mencukupi, tidak tepat dan jauh sekali untuk menjadi umum (generalizable). Pada saat ini, adalah menjadi suatu amalan yang diterima bahawa keberkesanan kepemimpinan banyak bergantung kepada adanya individu yang sesuai untuk keadaan atau situasi tertentu dan adanya bebarapa kumpulan yang sesuai bagi situasi serta kumpulan subordinat sementara. Lantaran itu, ciri tingkah laku ketua, ciri pengikut atau subordinat, iklim organisasi dan matlamat perlu diberi perhatian.
.
Kepemimpinan menurut Nik Rashid (1993) akan melibatkan penggunaan pengaruh, komunikasi, dan matlamat. Kepemimpinan ialah satu percobaan untuk pengaruh-mempengaruhi antara pribadi, yang diarahkan melalui proses komunikasi, menuju pencapaian satu tujuan atau beberapa tujuan. Sebagai suatu kegiatan dan tingkahlaku untuk mempengaruhi, kepemimpinan sering dikaitkan dengan kemampuan berkomunikasi yang berkesan. Ini sesuai dengan pendapat para sarjana yang menyatakan kepimpinan sebagai pengaruh antara perseorangan yang dilaksanakan dalam situasi menerusi proses komunikasi ke arah pencapaian tujuan khusus (Tannembaum dan Yulk, 1992).


Menurut Azahari (1998), konsep kepemimpinan melibatkan delapan dimensi nilai seperti agama, budaya, ekonomi, politik, estetika, teknologi, sosial, dan psikologi dalam diri seseorang pemimpin dan orang yang dipimpin. Manakala, sesebuah organisasi adalah sebuah sistem sosial yang mempunyai beberapa subsistem yang saling berkait seperti subsistem pentadbiran, subsistem ekonomi atau teknikal, subsistem manusia atau sosial dan subsistem maklumat. Dalam setiap organisasi terdapat pemimpin (ketua) dan orang-orang yang dipimpin (pekerjapekerja). Bilangan orang yang dipimpin berbeda dari sebuah organisasi ke sebuah organisasi bergantung kepada saiz organisasi berkenaan. Peranan pemimpin adalah untuk memastikan semua subsistem-subsistem dalam sesebuah organisasi berjalan dengan lancar supaya tercapai objektif-objektif organisasi. Dengan demikian pemimpinpemimpin menjalankan peranan-peranan sebagai pengeluar pelaksana innovator dan intergrator.


Untuk mewujudkan pemimpin menjalankan peranan-peranan ini dengan berkesan pemimpin hendaklah mempunyai beberapa kemampuan diantaranya kemampuan teknik, kemampuan bekerja dan manusia, kemampuan konseptual dan kemampuan komunikasi. Dalam konsep kepemimpinan organisasi, yaitu konsep kelompok merupakan satu sistem pengemblengan dan penyatuan sumber, perjuangan, komitmen, arah, dan sebagainya, dalam satu tindakan bersama ke arah kebaikan yang berlipat ganda (Azahari, 1998).


FUNGSI KEPEMIMPINAN


Azahari (1998) menyatakan terdapat lima fungsi kepemimpinan yaitu :
1. Pengendalian Kumpulan, yaitu pemimpin perlu membentuk, memperkuat, dan mengembangkan kumpulan.
2. Menunjukkan Arah Tuju, yaitu wawasan, matlamat, tujuan, pengharapan, standard, pencapaian kualiti, dan sebagainya.
3. Mengendalikan Kerja Berkumpulan terutama dalam organisasi.
4. Membangunkan Anggota Kumpulan.
5. Menyempurnakan Penilaian, yaitu dalam kumpulan (organisasi), arah, kerja, anggota (pengikut/pekerja), dan penilaian


Kepimpinan juga ditakrifkan sebagai aktiviti mempengaruhi individu supaya berusaha secara sukarela untuk mencapai objektif sesuatu kumpulan (Jaafar, 1996). Pendapat ini serupa dengan pendapat Abdullah (1998) bahawa kepemimpinan sebagai sejenis tingkahlaku yang bertujuan untuk mempengaruhi orang lain supaya mereka sanggup dan secara senang hati melakukan apa yang dikehendaki oleh orang yang memimpin.




GAYA KEPEMIMPINAN DAN IMPLIKASINYA


Gaya kepemimpinan secara umum dapat dibagi menjadi 3 yaitu:




Gaya Kepemimpinan Otokratis

Dalam Gaya Kepemimpinan Otokratis, seorang Pemimpin atau Manajer Otokratis tidak memberikan wewenang pengambilan keputusan kepada bawahan. Pengambilan Keputusan dengan gaya kepemimpinan Otokratis ini biasanya tidak melakukan konsultasi atau mendengarkan gagasan dari bawahan terlebih dahulu. Gaya kepemimpinan ini sangat berguna pada saat keputusan harus diambil secepatnya atau ketika keputusan tersebut tidak memerlukan masukan maupun kesepakatan dengan tim atau bawahannya. Manajer atau Pemimpin yang menggunakan gaya otokratis ini harus memiliki keahlian pada bidang dimana dia harus mengambil keputusan dan kemampuan dalam mempengaruhi anggota Tim ataupun bawahannya untuk bekerjasama agar tercapainya tujuan yang dikehendakinya.Namun di sisi negatifnya, anggota Tim atau bawahannya akan merasa tidak dihargai sehingga berkurangnya motivasi kerja dan mengakibatkan tingginya tingkat absensi dan pertukaran karyawan.

Gaya Kepemimpinan Demokratis

Dalam Gaya Kepemimpinan Demokratis, Seorang Pemimpin atau Manajer biasanya meminta pendapat atau nasehat dari anggota Tim atau bawahannya sebelum mengambil keputusan. Anggota Tim ataupun bawahannya didorong untuk lebih kreatif dan diberi kesempatan untuk menyampaikan saran atau gagasan mereka meskipun keputusan terakhir masih berada di tangan Manajernya. Keputusan terakhir yang diambil pada dasarnya merupakan kesepakatan dari anggota tim dengan pemimpinnya atau bawahan dengan manajernya.
Karyawan atau anggota Tim yang bekerja dibawah gaya kepemimpinan manajemen Demokratis ini cenderung lebih bersemangat dan memiliki kepuasan kerja dan produktivitas yang tinggi. Namun disis negatifnya, gaya kepemimpinan Demokratis ini akan kurang efektif jika dihadapi dengan permasalahan atau situasi yang mengharuskan pemimpin atau manajernya mengambil keputusan yang cepat.

Gaya Kepemimpinan Laissez-faire

Dalam Manajemen yang mengadopsi Gaya Kepemimpinan Laissez-faire, Manajer atau Pemimpin akan memberikan bawahan kebebasan penuh dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan tugas yang dikerjakannya dan tentunya dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh Manajer mereka. Para Manajer akan memberikan pendapat dan bimbingan ataupun sumber daya lainnya jika diperlukan.
Gaya Kepemimpinan Laissez-faire ini menghasilkan motivasi dan kepuasan kerja karyawan yang tinggi. Namun akan berdampak negatif bagi bawahan yang tidak dapat mengatur waktunya dengan baik dan bagi mereka yang tidak memiliki keahlian serta pengetahuan yang cukup dalam mengerjakan tugasnya.

sumber


Joseph C, Rost. (1993). Leadership for the Twenty-first Century Westport, Conn : Praeger, 1993. 

Tannebaum, R. and Yulk. (1992). How to choose the leadership pattern. New York : McGraw-Hill

Jaafar Muhamad (1996). Kelakuan organisasi. Kuala Lumpur: Leed Publication

Nik A. Rashid Ismail (1993). Kepemimpinan : ulasan teori dan kajiannya di Malaysia. dlm. Psikologi

Azahari Ismail (1998). Modul Kepemimpinan Iqra’. AA Consultant and Training

http://ilmumanajemenindustri.com/tiga-gaya-kepemimpinan-utama-dalam-manajemen/

Abdullah Hassan dan Ainon Muhamad (1998). Komunikasi untuk pemimpin. Kuala Lumpur: Utusan
Publication & Distributors Sdn. Bhd.


0 comments:

Post a Comment

Created By Sora Templates